
Gereja Puhsarang: Destinasi Religi, Sejarah & Kedamaian Jiwa
Pernah dengar tentang Gereja Puhsarang? Bukan sekadar bangunan ibadah biasa, lho! Tersembunyi di lereng Gunung Wilis yang sejuk, 10 km dari pusat Kota Kediri, Gereja Puhsarang telah lama menjadi destinasi religi favorit bagi banyak orang.
Bayangkan, tempat ini bukan hanya indah secara arsitektur, tapi juga menyimpan segudang kisah spiritual dan sejarah yang bikin penasaran. Apalagi, baru-baru ini ditetapkan sebagai cagar budaya peringkat nasional, lho!
Sejarah dan Keunikan Arsitektur Gereja Puhsarang
Saat pertama melihat Gereja Puhsarang, mungkin Anda akan terpukau dengan desainnya. Bayangkan, sebuah gereja yang memadukan nuansa Eropa klasik dengan sentuhan budaya Jawa kuno! Ini bukan sembarang klaim.
Kompleks ini dirancang dengan detail arsitektur Majapahit, lengkap dengan punden berundak dan penggunaan batu bata merah khas Jawa. Makanya, enggak heran kalau pada 13 Agustus 2024 lalu, Gereja Puhsarang resmi ditetapkan sebagai situs cagar budaya nasional. Keren, kan?
Perpaduan Budaya dalam Setiap Sudut
Di sinilah ‘inkulturasi iman’ menjadi sangat nyata. Iman berakar kuat dalam nilai-nilai luhur Nusantara. Tak cuma itu, banyak yang percaya bahwa kawasan ini juga menyimpan energi leluhur dari masa Majapahit dan Kediri kuno.
Energi ini konon melingkupi seluruh lembah, menciptakan aura teduh dan menenangkan. Cocok banget buat yang ingin ‘menyepi dan menata batin’, jauh dari hiruk pikuk kota. Mau coba?

Menyapa Bunda Maria di Gua Maria Lourdes Puhsarang
Nah, dari sekian banyak sudut indah di kompleks Gereja Puhsarang, ada satu spot yang jadi magnet utama: Gua Maria Lourdes Puhsarang. Gua ini dibangun sebagai bentuk penghormatan kepada Bunda Maria, terinspirasi dari Gua Lourdes di Prancis.
Dindingnya tersusun dari batu-batu vulkanik Gunung Kelud, dan di dalamnya berdiri patung Bunda Maria setinggi 4 meter yang menatap teduh. Patung ini bahkan direnovasi dan diresmikan kembali pada tahun 2000 lho, berkat bantuan dari Gudang Garam Kediri.
“Tirto Kamulyan”: Air Berkah dari Gunung Wilis
Di dalam gua, ada pancuran batu yang mengalirkan air jernih. Air ini bukan sekadar air biasa, lho! Masyarakat sekitar menyebutnya “tirto kamulyan,” yang berarti “air pembawa kemuliaan” atau “air suci yang menenangkan jiwa.”
Banyak peziarah percaya, air ini membawa berkah dan ketenangan batin. Jadi, kalau ke sini, jangan lupa mencoba kesegarannya, ya!
Malam Jumat Legi: Tradisi Penuh Makna
Di Puhsarang, ada satu malam yang dianggap sangat sakral: Malam Jumat Legi. Perpaduan budaya Jawa kuno dan sentuhan energi Majapahit membuat penanggalan ini dipercaya membawa energi spiritual yang lebih kuat.
Setiap Jumat Legi, Gua Maria menjadi pusat Misa Tirakatan. Ratusan umat Katolik, bahkan dari luar kota, berbondong-bondong datang untuk berdoa dan menyampaikan permohonan mereka. Suasananya? Damai dan khusyuk banget!
Tradisi “Ujut” dan Doa Pribadi
Salah satu tradisi unik dalam Misa Tirakatan Malam Jumat Legi adalah membakar “ujut”. Apa itu ujut? Semacam surat permohonan atau doa yang ditulis di kertas, lalu dibakar di tungku khusus.
Mulai dari doa kesembuhan, keberhasilan usaha, sampai permohonan agar utang lunas – semua bisa disampaikan lewat ujut ini. Lembaran kertas yang menjadi abu itu dipercaya membawa pesan spiritual kepada Tuhan, sebagai simbol pelepasan dan penyerahan diri.
Selain itu, umat juga bisa menyampaikan intensi pribadi mereka langsung kepada Romo yang memimpin misa. Sungguh pengalaman spiritual yang mendalam, bukan?
Perpaduan Iman dan Fakta di Puhsarang
Di Gua Maria Lourdes Puhsarang ini, terdapat 12 pancuran air suci yang melambangkan 12 rasul Yesus. Secara ilmiah, air ini memang berasal dari sumber alami di lereng Gunung Wilis, melewati batuan vulkanik sehingga dingin dan segar.
Tapi bagi banyak peziarah, air ini lebih dari sekadar air pegunungan. Mereka percaya, air ini membawa “energi rohani” yang bisa menenangkan hati, bahkan menyembuhkan. “Memang air ini dipercaya mengandung berkah dan khasiat. Ada yang minum untuk kesehatan,” ujar Santoso, salah satu pengurus Gua Maria.
Perpaduan antara ilmu dan iman ini memang jadi ciri khas Puhsarang. Tak sedikit umat yang datang bukan hanya untuk memohon kesembuhan fisik, tapi juga ketenangan jiwa dan kejelasan hidup.
Bukan Hanya untuk Umat Katolik
Yang menarik, Gereja Puhsarang ini bukan hanya destinasi religi untuk umat Katolik saja, lho! Banyak orang dari berbagai latar belakang agama datang dengan niat baik.
Ada yang mengambil air, ada yang sekadar duduk berdiam, mencari ketenangan. “Tapi hampir semua pulang dengan wajah yang lebih tenang,” kata Santoso. Ibu Ninie Susanti Tedjowasono, Ketua Perkumpulan Ahli Epigrafi Indonesia, juga menegaskan bahwa gereja ini dirancang dengan nilai budaya dan toleransi yang tinggi.
Jadi, kalau Anda mencari tempat wisata Kediri yang menawarkan kedamaian dan kaya sejarah, Puhsarang wajib masuk daftar!
Jadi, Gereja Puhsarang di Kediri ini lebih dari sekadar situs sejarah atau tempat ibadah. Ia adalah oase ketenangan, perpaduan sempurna antara arsitektur megah, kekayaan budaya, dan spiritualitas mendalam. Siap merasakan sendiri aura damai dan energi positif di destinasi religi unik ini? Jangan ragu untuk berkunjung dan temukan kedamaian batin Anda di sana!
You may also like

Musim Dingin di Makkah: Sensasi Ibadah Penuh Makna

3 Tempat Ngopi di Sawangan: Favorit Anak Muda & Menu Unik!

