Tangis Haru Tamara Tyasmara Rayakan Ultah Dante di Makam

Siapa yang tak tersentuh melihat ketulusan seorang ibu? Momen haru menyelimuti Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut, Jakarta Selatan, pada Jumat (26/12/2025). Artis cantik Tamara Tyasmara kembali ziarah ke makam sang putra tercinta, Raden Andante Khalif Pramudityo, atau yang akrab disapa Dante.

Bukan ziarah biasa, kali ini adalah peringatan hari kelahiran Dante yang ke-8. Sebuah perayaan Ulang Tahun Dante di Makam yang membuat tangis sang ibu tak terbendung. Bagaimana momen pilu namun penuh cinta ini berlangsung?

Perayaan Ulang Tahun di Tengah Keheningan Makam

Sekitar pukul 14.00 WIB, Tamara Tyasmara tiba di makam putranya. Ia tidak sendiri, ditemani keluarga dekat serta kerabat yang ikut merasakan duka dan memberikan dukungan. Begitu sampai, Tamara langsung duduk di samping pusara Dante yang telah dihias rapi dengan foto mendiang serta taburan bunga-bunga putih yang indah.

Momen Haru Penuh Doa dan Penghormatan

Untuk melengkapi momen istimewa ini, Tamara sengaja meletakkan kue ulang tahun di samping nisan. Ini bukan sekadar kue, melainkan simbol perayaan, pengingat akan suka cita yang seharusnya dirasakan di hari kelahiran Dante. Tak lama berselang, lantunan surat Yasin mulai menggema dari bibir keluarga, memecah keheningan makam.

Air mata Tamara pun tumpah. Tangisnya tak terbendung saat doa-doa dipanjatkan untuk sang buah hati. Momen ini semakin syahdu dengan kehadiran anak-anak yatim dan pemuka agama yang turut memimpin doa, mendoakan Dante agar tenang di sisi Tuhan.

Tradisi yang Tak Lekang oleh Waktu

Bagi Tamara, tradisi merayakan ulang tahun Dante adalah kebiasaan yang sulit dihilangkan. Meski kini Dante telah berpulang, ia tetap menyiapkan segala sesuatunya, bahkan tema ulang tahun. “Ini ulang tahun yang ke-8, ulang tahun yang kedua Dante di Surga,” ujarnya lirih.

Ia menambahkan, “Seperti kebiasaan yang sulit aku hilangkan, ya walaupun sekarang Dantenya udah enggak ada, tapi aku tetap menyiapkan tema ulang tahunnya apa, biasanya aku sudah dari tiga bulan sebelumnya.” Sungguh, kasih ibu memang tak ada habisnya ya?

Perjalanan Ikhlas Sang Ibu: Beratnya Menerima Kenyataan

Dua tahun sudah berlalu sejak kepergian Dante, namun Tamara mengaku rasa kehilangan itu tak pernah pudar. Bagaimana mungkin hati seorang ibu bisa sepenuhnya pulih dari duka kehilangan anaknya? Rasa ini terus membayangi, sebuah luka yang mungkin tak akan pernah sembuh total.

Rasa Kehilangan yang Abadi

Meski berat, Tamara terus berusaha mengikhlaskan. Ini adalah bagian dari perjalanan hidup yang harus ia terima. “Rasa kehilangan kan enggak akan bisa hilang ya, namanya anak, susah banget untuk disembuhin, tapi mau enggak mau harus diterima,” ucapnya dengan nada tegar.

Ia mengakui ada keinginan untuk tampil ceria, demi Dante yang kini berada di surga. “Kayaknya tuh ‘wah ini udah tahun kedua’ ternyata aku enggak bisa, tadinya pengen ceria-ceria saja biar Dantenya juga senang,” lanjut Tamara. Pengorbanan emosional yang luar biasa, bukan?

Kisah-kisah inspiratif dari para artis Indonesia lainnya yang menghadapi cobaan hidup juga seringkali menjadi sorotan publik. Namun, setiap duka memiliki porsinya sendiri.

Mengenang Kembali Kepergian Dante

Untuk mengingatkan kembali, Raden Andante Khalif Pramudityo, putra Tamara Tyasmara dan Angger Dimas, meninggal dunia pada 27 Januari 2024. Peristiwa tragis itu terjadi akibat tenggelam di kolam renang di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur. Beberapa poin penting dari kasus ini:

• Dante meninggal dunia pada 27 Januari 2024.
• Penyebab kematian: Tenggelam di kolam renang.
• Lokasi: Duren Sawit, Jakarta Timur.
• Tersangka: Yudha Arfandi, kekasih Tamara saat itu.
• Hukuman: Divonis 20 tahun penjara karena menenggelamkan Dante berulang kali.

Peristiwa ini menjadi salah satu berita selebriti terbaru yang paling banyak dibicarakan dan meninggalkan duka mendalam bagi banyak pihak.

Pesan Cinta yang Takkan Pernah Padam

Momen Ulang Tahun Dante di Makam ini menjadi bukti nyata betapa kuatnya ikatan kasih seorang ibu. Meski raga terpisah, doa dan cinta tak pernah terhenti. Semoga Tamara Tyasmara dan keluarga selalu diberikan kekuatan untuk melanjutkan hidup dengan ikhlas dan damai.

Kisah ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga dan mencintai orang-orang terkasih selagi masih ada. Bagaimana menurut Anda, apakah Anda juga punya cara unik untuk mengenang orang terkasih?