
Rahasia Cantik Klasik: Menguak Rutinitas Kecantikan Abad ke-16
Dunia kecantikan modern memang luar biasa, ya? Dari suntik botox, microneedling, sampai perawatan sperma salmon, rasanya hampir tak ada batasan inovasi. Industri ini nilainya fantastis, mencapai lebih dari USD677,2 miliar! Tapi, pernahkah Anda bertanya-tanya, bagaimana orang-orang zaman dulu bisa tampil menarik tanpa semua teknologi canggih ini?
Nah, rasa penasaran itu kini terjawab berkat sebuah proyek penelitian baru. Yuk, kita selami lebih dalam!
Dari Botox ke Rahasia Klasik: Menguak Rutinitas Kecantikan Abad ke-16
Proyek penelitian berjudul “Face and Image. Cosmetics and Art, 1500–1800” yang didanai FWF ini mendedikasikan diri untuk mengungkap seperti apa perawatan pribadi di periode Awal Modern. Menariknya, penelitian ini juga melihat bagaimana praktik masa lalu sangat terkait dengan apa yang kita lakukan hari ini, bahkan memiliki dampak yang jauh lebih besar.
Proyek “Face and Image”: Membongkar Tabir Kecantikan Masa Lampau
Romana Sammern, seorang sejarawan dan ilmuwan budaya, adalah tokoh di balik pendalaman topik yang jarang dibahas ini. Ia menemukan bahwa di masa lampau:
- Perawatan kecantikan sangat terkait erat dengan kebersihan pribadi.
- Pengetahuan tentang perawatan juga menjadi bagian penting dari rutinitas.
- Ketiga aspek ini, seringkali, menjadi penentu status sosial seseorang.
Betapa pentingnya, bukan?
Kecantikan, Kebersihan, dan Status Sosial: Sebuah Keterikatan Abadi
Ini menjelaskan mengapa lukisan “Air Mancur Awet Muda” (1546) karya Lucas Cranach yang Tua menjadi salah satu karya paling ikonik. Lukisan ini menggambarkan keinginan abadi manusia untuk terlihat lebih menarik.
Ketertarikan Sammern sendiri berawal dari kunjungannya ke British Library di London. Di sana, ia menemukan makalah filosofi karya Giovanni Paolo Lomazzo, seorang penulis yang terkenal karena karyanya tentang seni manerisme.
Seni dan Kosmetik: Bahan yang Sama, Fungsi Berbeda?
“Kita tahu, misalnya, bahwa pelukis dan apoteker pada waktu itu menggunakan bahan-bahan yang identik untuk kreasi artistik dan untuk kosmetik,” jelas Sammern. Ini memberikan gambaran mengejutkan tentang apa yang mungkin membentuk rutinitas kecantikan abad ke-16.
Bahkan, ada tulisan-tulisan tentang kosmetik dan teori seni yang secara gamblang membandingkan melukis wajah dengan melukis panel. Mirip dengan bagaimana dunia kecantikan modern saat ini terinspirasi dari seni, bukan?
Menurut FWF, hal ini terlihat jelas dari banyaknya buku resep pada masa itu. Buku-buku tersebut menggabungkan pengobatan dan praktik sehari-hari, menunjukkan betapa holistiknya pandangan mereka terhadap tubuh dan estetika.
Standar Kecantikan: Penentu Keberhasilan Sejak Dulu Kala
Tampaknya, di masa lalu, kecantikan juga bisa menjadi penentu keberhasilan, tak jauh berbeda dengan masa kini. Standar kecantikan seringkali mempengaruhi bagaimana seseorang diterima dalam masyarakat.
Mengintip Ideal Wanita Zaman Renaisans
Salah satu contoh yang relevan adalah “Potret Ideal Seorang Wanita” karya Sandro Botticelli (1480). Lukisan ini menggambarkan versi ideal seorang wanita pada periode tersebut. Ini adalah bukti nyata bahwa kecantikan mampu meningkatkan peringkat seseorang dalam masyarakat.
Pria Pun Tak Ketinggalan: Kisah Ferdinand II
Demikian pula, potret Ferdinand II karya Francesco Terzio. Di sana, Adipati Agung Tyrol digambarkan dengan “temperamen humoral yang paling ideal” — sebuah gambaran yang berakar pada sikap positif dan ketekunan.
Sammern menjelaskan bagaimana tangan dan janggut Ferdinand II yang rapi menunjukkan bahwa kecantikan hampir pasti ditentukan oleh tren fashion abad ke-16. Sama seperti saat ini, penampilan yang sesuai tren membuatnya lebih disukai publik.
Ternyata, Pria dan Wanita Abad ke-16 Sama-Sama Stylish!
Studi ini juga berhasil mengungkap banyak resep perawatan dan pewarna janggut pria dari periode tersebut. Bahkan, ditemukan juga cara-cara menghilangkan rambut secara permanen, baik untuk pria maupun wanita. Siapa sangka?
Jadi, bisa kita simpulkan, pria dan wanita di abad ke-16 ternyata sama-sama perhatian terhadap penampilan mereka, tidak jauh berbeda dengan kita di era modern ini. Pencarian akan standar kecantikan, rupa-rupanya, bukanlah hal baru sama sekali!



