
Penampilan Nikita Mirzani: Kerudung Putih dan Sindiran Tajam di Sidang Pledoi
Antiquesatthelaurel.com – 16 Oktober 2025 – Ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Selatan hari ini menyajikan sebuah pemandangan yang tak biasa. Terdakwa kasus dugaan pemerasan dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU), Nikita Mirzani, hadir dengan penampilan yang sama sekali berbeda dari biasanya. Momen ini sontak menjadi sorotan utama. Sorotan pada penampilan Nikita Mirzani kali ini bahkan nyaris menyaingi substansi agenda sidangnya, yaitu pembacaan nota pembelaan atau pledoi. Dengan mengenakan kerudung putih, ia seolah mengirim sebuah pesan satir yang kuat kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang sebelumnya menilainya tidak sopan.
Aksi Teatrikal sebagai Respons atas Tuntutan
Dalam sidang-sidang sebelumnya, publik terbiasa melihat Nikita dengan gaya busana kasual yang modis. Namun, hari ini, ia memilih untuk tampil tertutup dengan paduan kemeja bermotif lengan panjang dan kerudung putih. Nikita secara terang-terangan mengakui bahwa perubahan drastis ini adalah bentuk responsnya terhadap penilaian jaksa. Jaksa dalam surat tuntutan menyebutnya tidak sopan selama proses persidangan.
“Karena kemarin aku dibilang tidak sopan, maka hari ini aku berikan kesopanan,” ujar Nikita Mirzani dengan nada sarkasme yang kental di ruang sidang. Ia bahkan berseloroh dengan menyebut dirinya sebagai “Putri Firaun”. Aksi teatrikal ini menunjukkan bahwa Nikita tidak hanya melawan tuntutan hukum secara verbal. Ia juga melawannya secara visual melalui penampilan Nikita Mirzani yang penuh makna.
Di Balik Penampilan Nikita Mirzani: Ide dari Balik Jeruji Besi
Menariknya, ide untuk mengubah penampilan ini ternyata bukan murni datang dari dirinya sendiri. Nikita mengungkapkan bahwa teman-temannya di dalam rumah tahanan (rutan) lah yang menjadi “penata gaya”-nya hari ini. Mereka memilihkan busana hingga menyarankan penggunaan kerudung untuk momen pembacaan pledoi.
“Aku di rutan, ya. Jadi yang milih itu temen-temen,” jelas Nikita. “Ini (pakai hijab) juga mereka yang nyuruh. ‘Mau pleidoi lu pakai hijab deh,’ katanya gitu.” Pengakuan ini memberikan gambaran sekilas tentang dinamika kehidupan di dalam rutan, di mana ada rasa solidaritas. Bahkan, saat media menanyakan harga busananya, Nikita kembali melontarkan celetukan khasnya yang tajam. “Nggak, ini murah. Kayak harga diri gue aja, murah,” ceplosnya.
Sikap Tegas Menghadapi Tuntutan 11 Tahun Penjara
Di balik sindiran dan perubahan penampilannya, Nikita Mirzani tetap menunjukkan sikap yang tegar. Ia tidak gentar dalam menghadapi tuntutan berat dari JPU. Seperti kita ketahui, jaksa menuntutnya dengan hukuman pidana penjara selama 11 tahun. Meskipun demikian, Nikita menegaskan bahwa ia tidak takut. Ia percaya bahwa majelis hakim yang akan membuat keputusan akhir secara lebih objektif.
“Jaksa kan boleh nuntut berapa aja, 100 tahun juga nggak ada masalah kan,” ucap Nikita dengan nada menantang. “Tapi nanti keputusan kan ada di hakim.” Ia menunjukkan sikap konsisten ini sejak sidang tuntutan pada 9 Oktober lalu. “Tuntutan 11 tahun enggak ada masalah. Itu kan tuntutan dari jaksa,” katanya saat itu. Ia merasa fase terberat dari sisi jaksa telah usai, dan kini gilirannya untuk membuktikan kebenaran versinya.
Membongkar Tuntutan Jaksa: Tuduhan Mengarang dan Denda Rp 2 Miliar
Selain pidana penjara, JPU juga menuntut Nikita Mirzani untuk membayar denda sebesar Rp 2 miliar. Nikita tidak tinggal diam terkait denda fantastis ini. Ia secara blak-blakan menuding JPU telah mengarang materi tuntutan. Menurutnya, materi itu tidak sesuai dengan fakta persidangan dan Berita Acara Pemeriksaan (BAP).
“Itu makanya saya tadi mau tanya sama Yang Mulia. Apakah boleh bikin tuntutan itu mengarang-ngarang?” tuturnya. Menurutnya, jaksa seharusnya membangun surat tuntutan berdasarkan dakwaan, BAP, dan fakta persidangan yang valid. “Tapi ditambahin gitu kan,” lanjutnya, menyiratkan bahwa ada unsur-unsur dalam tuntutan jaksa yang ia anggap tidak berdasar. Pernyataan ini menjadi salah satu poin utama dalam nota pembelaannya.
Strategi Komunikasi di Panggung Peradilan
Pada akhirnya, perubahan penampilan Nikita Mirzani hari ini lebih dari sekadar pilihan busana. Ini adalah sebuah strategi komunikasi yang cerdas di panggung peradilan. Dengan tampil “sopan” sesuai keinginan jaksa, ia secara implisit menunjukkan bahwa penilaian jaksa bersifat subjektif. Ia menggunakan ironi sebagai senjatanya, mengendalikan narasi media, dan menempatkan dirinya sebagai pihak yang merespons dengan cara tak terduga. Sementara majelis hakim akan memutuskan perkara berdasarkan bukti dan hukum, Nikita Mirzani jelas sedang memainkan permainannya sendiri di pengadilan opini publik.