Skip to content

Menu

  • Home
  • Beauty
  • Celebrities
  • Fashion
  • Food & Recipes
  • Health & Fitness
  • Home & Decor
  • Movies
  • Travel
  • Contact

Arsip

  • Oktober 2025

Calendar

Oktober 2025
M S S R K J S
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031  
     

Kategori

  • Beauty
  • Celebrities
  • Fashion
  • Food & Recipes
  • Health & Fitness
  • Home & Decor
  • Movies
  • Travel

Copyright antiquesatthelaurel 2025 | Theme by ThemeinProgress | Proudly powered by WordPress

antiquesatthelaurel
  • Home
  • Beauty
  • Celebrities
  • Fashion
  • Food & Recipes
  • Health & Fitness
  • Home & Decor
  • Movies
  • Travel
  • Contact
You are here :
  • Home
  • Fashion
  • Fashion on Pedestrian Banyuwangi: Panggung Talenta Cilik Lestarikan Batik Lokal
Fashion on Pedestrian Banyuwangi
Written by Philip HendersonOktober 18, 2025

Fashion on Pedestrian Banyuwangi: Panggung Talenta Cilik Lestarikan Batik Lokal

Fashion Article
0 0
Read Time:3 Minute, 55 Second

Antiquesatthelaurel.com – 18 Oktober 2025 – Sebuah panggung unik di lorong bambu Taman Blambangan menjadi saksi dari gelaran Fashion on Pedestrian Banyuwangi Batik Fest 2025 yang meriah. Bukan supermodel internasional, panggung ini justru para siswa taman kanak-kanak taklukkan. Penari-penari cilik mengawal belasan anak berusia 4-5 tahun ini saat mereka melenggang penuh percaya diri. Mereka memamerkan aneka busana batik bercorak khas “wader kesit”. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menggagas acara ini bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jember. Acara ini bukan sekadar peragaan busana. Faktanya, ini adalah sebuah pernyataan kuat tentang regenerasi budaya dan upaya strategis untuk menggerakkan roda ekonomi kreatif sejak usia dini.

Panggung Unik di Jantung Kota: Filosofi “Fashion on Pedestrian”

BACA JUGA : Dominasi Bintang Asia di EMV Fashion Week SS26: Siapa Juaranya?

Berbeda dari peragaan busana pada umumnya, acara ini mengusung konsep yang lebih membumi. Sesuai namanya, fashion on pedestrian, penyelenggara menggunakan area pejalan kaki sebagai panggung yang bisa siapa saja akses. Pemilihan lorong bambu di Taman Blambangan sebagai catwalk memberikan sentuhan artistik yang sangat khas Banyuwangi. Suasana alam yang asri berpadu sempurna dengan keindahan motif batik yang para model cilik kenakan. Dengan demikian, acara ini berhasil meruntuhkan kesan eksklusif dari dunia mode. Justru, pagelaran ini membawanya lebih dekat kepada masyarakat luas.

Bintang Cilik Mencuri Perhatian: Kisah Jesslyn Kiandra Sunjaya

Di antara para talenta cilik yang tampil, nama Jesslyn Kiandra Sunjaya (4 tahun) berhasil mencuri perhatian. Tampil bak peraga busana profesional, Jesslyn berjalan dengan sangat anggun. Ia mengenakan busana batik karya desainer lokal ternama, Andi Darmawan. Ia memadukan desain kasual berwarna merah muda itu dengan tas jinjing dan sepatu beraksen batik senada, menciptakan sebuah tampilan yang kohesif dan menawan.

Saat media menanyainya, Jesslyn mengaku sangat menikmati momennya di atas panggung. “Senang dengan fashion, cita-cita jadi dokter tapi pengen jadi model juga,” katanya dengan polos. Ibunda Jesslyn, Bella Dona, mengonfirmasi antusiasme putrinya. Menurutnya, Jesslyn memang sudah menggemari fashion show sejak lama. “Belum 1 tahun dia ikut ini, dan sering jadi juara. Dia memang seneng banget dengan Fashion dan sering peragaan di rumah,” terang Bella. Menariknya, Jesslyn adalah putri dari Rylifian Andika Putra, warga Banyuwangi yang pernah viral karena mendapatkan helm langsung dari pembalap MotoGP, Aleix Espargaro.

Dalam gelaran Fashion on Pedestrian Banyuwangi kali ini, Jesslyn kembali menorehkan prestasi. Ia berhasil meraih juara kedua kategori modeling dan juara ketiga untuk kategori best designer.

Di Balik Busana: Mengangkat Martabat Batik Wader Kesit

BACA JUGA : 5 Elemen Style Jasmine Tookes yang Mendefinisikan Ulang Keanggunan di VSFS 2025

Fokus utama dari festival ini, tentu saja, adalah batik Banyuwangi itu sendiri. Edisi kali ini secara khusus mengangkat motif “wader kesit”. Motif ini mengambil inspirasi dari ikan wader, sejenis ikan air tawar kecil yang hidup di sungai-sungai Banyuwangi dan terkenal sangat lincah (kesit). Secara filosofis, motif ini melambangkan dinamisme, kerja keras, dan kemampuan untuk beradaptasi. Oleh karena itu, pemilihan motif ini sangat relevan dengan semangat Banyuwangi yang terus bergerak maju.

Acara ini juga menjadi panggung bagi para desainer lokal untuk menunjukkan kreativitas mereka. Mereka mendapat tantangan untuk menginterpretasikan motif wader kesit ke dalam busana anak-anak yang modern dan nyaman. Keberhasilan desainer seperti Andi Darmawan dalam menciptakan busana yang memenangkan penghargaan menunjukkan bahwa potensi desainer lokal Banyuwangi sangatlah besar.

Visi Pemerintah di Balik Panggung Fashion on Pedestrian Banyuwangi

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menjelaskan bahwa acara ini memiliki tujuan yang jauh lebih besar dari sekadar perayaan. Ini adalah bagian dari strategi jangka panjang pemerintah daerah untuk memperkuat ekosistem ekonomi kreatif. “Kami ingin menguatkan kembali potensi ekonomi kreatif kita dan semakin mengenalkan batik Banyuwangi,” terang Bupati Ipuk.

Pemerintah juga berkolaborasi dengan OJK Jember sebagai langkah strategis. Ini menunjukkan adanya sinergi antara pemerintah daerah dengan lembaga keuangan untuk mendukung para pelaku UMKM di sektor kreatif. Dengan menyediakan panggung promosi yang luas, pemerintah berharap permintaan terhadap batik Banyuwangi akan meningkat. Pada akhirnya, hal ini akan berdampak langsung pada kesejahteraan para perajin.

Lebih dari Sekadar Lomba: Memupuk Talenta dan Rasa Cinta Budaya

BACA JUGA : Galeri Ulos Sianipar Pukau Dunia di Osaka World Expo 2025

Lebih dari itu, melibatkan anak-anak usia dini dalam acara semacam ini memiliki dampak psikologis dan budaya yang sangat positif. Pertama, ini adalah cara yang sangat efektif untuk menanamkan rasa cinta dan bangga terhadap warisan budaya lokal sejak kecil. Ketika anak-anak mengenakan batik dan tampil di depan umum, mereka secara tidak langsung belajar untuk menghargai identitas budayanya.

Kedua, acara ini memberikan ruang pengembangan potensi yang sangat berharga. Bagi anak-anak seperti Jesslyn yang memiliki minat di dunia mode, panggung Fashion on Pedestrian Banyuwangi menjadi ajang untuk melatih kepercayaan diri. Ini adalah langkah awal dalam memupuk talenta-talenta masa depan. Talenta yang mungkin kelak akan menjadi desainer, model, atau pengusaha kreatif yang mengharumkan nama Banyuwangi. Dengan demikian, festival ini adalah investasi sumber daya manusia yang tak ternilai harganya.

Share

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn

About Post Author

Philip Henderson

asepnurohmanveo3@gmail.com
Happy
Happy
0 0 %
Sad
Sad
0 0 %
Excited
Excited
0 0 %
Sleepy
Sleepy
0 0 %
Angry
Angry
0 0 %
Surprise
Surprise
0 0 %

You may also like

EMV Fashion Week

Dominasi Bintang Asia di EMV Fashion Week SS26: Siapa Juaranya?

Oktober 17, 2025
style Jasmine Tookes

5 Elemen Style Jasmine Tookes yang Mendefinisikan Ulang Keanggunan di VSFS 2025

Oktober 16, 2025
Galeri Ulos Sianipar

Galeri Ulos Sianipar Pukau Dunia di Osaka World Expo 2025

Oktober 14, 2025
Tags: Fashion, Fashion on Pedestrian Banyuwangi, lorong bambu Taman Blambangan

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%
(Add your review)

Arsip

  • Oktober 2025

Calendar

Oktober 2025
M S S R K J S
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031  
     

Kategori

  • Beauty
  • Celebrities
  • Fashion
  • Food & Recipes
  • Health & Fitness
  • Home & Decor
  • Movies
  • Travel

Copyright antiquesatthelaurel 2025 | Theme by ThemeinProgress | Proudly powered by WordPress