Skip to content

Menu

  • Home
  • Beauty
  • Celebrities
  • Fashion
  • Food & Recipes
  • Health & Fitness
  • Home & Decor
  • Movies
  • Travel
  • Contact

Arsip

  • Oktober 2025

Calendar

Oktober 2025
M S S R K J S
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031  
     

Kategori

  • Beauty
  • Celebrities
  • Fashion
  • Food & Recipes
  • Health & Fitness
  • Home & Decor
  • Movies
  • Travel

Copyright antiquesatthelaurel 2025 | Theme by ThemeinProgress | Proudly powered by WordPress

antiquesatthelaurel
  • Home
  • Beauty
  • Celebrities
  • Fashion
  • Food & Recipes
  • Health & Fitness
  • Home & Decor
  • Movies
  • Travel
  • Contact
You are here :
  • Home
  • Beauty
  • Skincare Lokal Jadi Pilihan Utama, Kenapa Produk Korea Tetap Kiblat?
skincare lokal
Written by Philip HendersonOktober 22, 2025

Skincare Lokal Jadi Pilihan Utama, Kenapa Produk Korea Tetap Kiblat?

Beauty Article
0 0
Read Time:3 Minute, 46 Second

Antiquesatthelaurel.com – 22 Oktober 2025 – Di tengah gempuran tren K-beauty yang masif, sebuah temuan menarik mengungkap loyalitas konsumen di tanah air. Faktanya, produk skincare lokal ternyata masih menjadi raja di negeri sendiri, terutama di kalangan Milenial dan Gen Z. Meskipun demikian, terdapat sebuah paradoks yang menarik: mayoritas dari mereka justru masih menobatkan Korea Selatan sebagai kiblat utama dalam dunia perawatan kulit. Laporan terbaru dari Populix ini tidak hanya memotret lanskap pasar saat ini, tetapi juga membuka tabir peluang raksasa bagi para pemain industri kecantikan lokal.

Dominasi Angka: Bagaimana Skincare Lokal Menguasai Pasar?

BACA JUGA : Skincare Routine Leya Princy: Rahasia Kulit Kering Tetap Glowing di Tengah Kesibukan

Populix merilis sebuah laporan bertajuk “Millennials & Gen Z Report: Local vs. Global Skincare Trends and Market Shifts”. Laporan ini menyajikan data yang sangat jelas. Melalui survei yang melibatkan 1.100 responden dari kalangan Milenial dan Gen Z di seluruh Indonesia, Populix menemukan sebuah dominasi yang tak terbantahkan.

Sebanyak 87 persen anak muda mengaku masih setia menggunakan produk skincare lokal. Angka ini jauh melampaui para pengguna produk-produk impor. Sebagai perbandingan, hanya 31 persen responden yang menggunakan produk asal Korea Selatan. Angka ini diikuti oleh produk asal Jepang di angka 16 persen. Bahkan, pengguna produk dari negara-negara Barat seperti Amerika, Prancis, dan Australia tidak mampu menembus angka 6 persen. Data ini menegaskan bahwa dari segi penggunaan aktual, produk dalam negeri masih menjadi andalan utama dalam rutinitas perawatan wajah sehari-hari.

Cleanser dan Sunscreen Tetap Jadi Produk Favorit

BACA JUGA : Perhiasan sebagai Investasi: Mitos Finansial atau Investasi Keindahan?

Laporan ini juga membedah jenis produk apa yang paling sering orang gunakan. Ternyata, produk perawatan dasar masih menjadi juaranya. Pembersih wajah atau cleanser menempati posisi puncak. Sebanyak 63 persen responden menggunakannya secara rutin. Posisi kedua jatuh kepada tabir surya atau sunscreen (54 persen), yang menunjukkan meningkatnya kesadaran akan pentingnya proteksi dari sinar UV. Setelah itu, baru menyusul pelembap atau moisturizer (51 persen) dan serum (33 persen).

Paradoks Persepsi: Mengapa Korea Selatan Tetap Menjadi Kiblat?

BACA JUGA : Brand Kecantikan Jennie: Rumor Peluncuran Picu Euforia Global di Kalangan Fans

Di sinilah letak anomali yang paling menarik. Meskipun mayoritas responden menggunakan produk lokal, jawaban mereka berbeda saat menjawab pertanyaan mengenai kiblat atau rujukan utama dalam tren perawatan kulit. Sebanyak 72 persen responden dengan tegas menyebut Korea Selatan sebagai panutan utama mereka. Sementara itu, hanya 27 persen responden yang memilih Indonesia sebagai kiblat, sedikit di atas Jepang (23 persen).

Inovasi, Bahan Baku, dan Pengaruh Influencer

BACA JUGA : Wardah Colourverse: Inovasi Personal Colour Berbasis AI untuk Wanita Asia Tenggara

Lantas, apa yang membuat produk luar negeri, khususnya dari Korea Selatan, tetap menjadi panutan? Menurut laporan tersebut, jawabannya terletak pada persepsi mengenai keunggulan teknologi dan inovasi. Sebanyak 56 persen responden percaya bahwa inovasi dan teknologi dari produk luar lebih maju. Selain itu, 48 persen responden juga menilai bahwa bahan baku yang mereka gunakan lebih unggul dan efektif.

Faktor lain yang turut berpengaruh adalah peran influencer dan beauty expert (22 persen). Mereka seringkali lebih banyak mengulas produk-produk global. Faktor lainnya termasuk persepsi kecocokan dengan jenis kulit (14 persen), harga yang kompetitif (11 persen), hingga kemasan yang menarik dan estetik (10 persen).

BACA JUGA : Gaya Mewah Nikita Willy di Pesta Diwali, Kenakan Jam Tangan Viral Seharga Rp400 Juta

Peluang Emas bagi Industri Skincare Lokal

VP of Research Populix, Indah Tanip, melihat paradoks ini bukan sebagai sebuah ancaman. Justru, ia melihatnya sebagai sebuah peluang emas yang sangat besar bagi industri kecantikan di Indonesia. Menurutnya, produsen lokal sebenarnya sudah memenangkan “pertempuran” yang paling penting, yaitu dari sisi penggunaan. Konsumen sudah terbiasa dan nyaman menggunakan produk mereka.

Tantangan berikutnya adalah menjembatani kesenjangan persepsi. “Kalau produsen lokal bisa mengadopsi keunggulan dari produk luar, seperti inovasi bahan baku dan teknologi, maka mereka bisa semakin menguasai pasar,” jelas Indah.

BACA JUGA : Pertemuan Eza Gionino dan Meiza: Harapan Rujuk Muncul dari Mediasi Keluarga di Medan

Masa Depan Cerah: Menjembatani Kesenjangan Penggunaan dan Persepsi

Dengan kata lain, jika produsen skincare lokal mampu berinovasi lebih jauh—misalnya dengan menghadirkan bahan-bahan aktif yang sedang tren, mengadopsi teknologi formulasi terkini, dan memperkuat narasi pemasaran melalui riset—maka mereka memiliki potensi besar. Potensi untuk tidak hanya menjadi pilihan utama dalam penggunaan, tetapi juga menjadi kiblat tren di negeri sendiri. Ini adalah peta jalan bagi masa depan industri kecantikan nasional.

Pada akhirnya, laporan ini adalah sebuah validasi sekaligus tantangan. Validasi bahwa kualitas produk skincare lokal sudah mampu merebut hati konsumen. Namun, ini juga menjadi tantangan untuk terus berinovasi agar tidak hanya menjadi andalan, tetapi juga menjadi panutan. Pasar sudah ada di genggaman, kini saatnya merebut persepsi.

Share

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn

About Post Author

Philip Henderson

asepnurohmanveo3@gmail.com
Happy
Happy
0 0 %
Sad
Sad
0 0 %
Excited
Excited
0 0 %
Sleepy
Sleepy
0 0 %
Angry
Angry
0 0 %
Surprise
Surprise
0 0 %

You may also like

skincare routine Leya Princy

Skincare Routine Leya Princy: Rahasia Kulit Kering Tetap Glowing di Tengah Kesibukan

Oktober 18, 2025
perhiasan sebagai investasi

Perhiasan sebagai Investasi: Mitos Finansial atau Investasi Keindahan?

Oktober 17, 2025
brand kecantikan Jennie

Brand Kecantikan Jennie: Rumor Peluncuran Picu Euforia Global di Kalangan Fans

Oktober 15, 2025
Tags: industri kecantikan lokal, perawatan kulit, skincare lokal

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%
(Add your review)

Arsip

  • Oktober 2025

Calendar

Oktober 2025
M S S R K J S
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031  
     

Kategori

  • Beauty
  • Celebrities
  • Fashion
  • Food & Recipes
  • Health & Fitness
  • Home & Decor
  • Movies
  • Travel

Copyright antiquesatthelaurel 2025 | Theme by ThemeinProgress | Proudly powered by WordPress